Selasa, 12 Maret 2013

Pasca kontak tembak, Peureulak dikepung
Warta
WASPADA ONLINE
 
PEUREULAK - Pasca kontak tembak antara polisi dengan orang tak dikenal (OTK) bersenjata api di lintasan jalan negara, Kepolisian Resort Aceh Timur, masih mengepung Peureulak sekitar. Diduga keras pelaku masih bersembunyi di sebuah titik kawasan itu.
 
Untuk menangkap pelaku yang diduga keras salah satu sindikat dalam sejumlah aksi kriminalitas di wilayah itu, polisi telah menambah personel ke lapangan. Meski diketahui saat kontak tembak pelaku hanya satu orang, namun polisi tetap mengejar karena pelaku diketahui bersenjata api.
 
Wakapolres Aceh Timur, Kompol Doni Wahyudi, mengatakan personel yang dikerahkan ke lapangan antara lain polisi yang selama ini di Markas Polsek Peureulak Barat, Peureulak Kota dan Peureulak Timur. Sementara tim dari Polres Aceh Timur, yakni Satuan Reskrim, Satuan Intelkam dan Satuan Narkoba.
 
Doni menambahkan, beberapa titik sedang dalam pengepungan. Sementara razia rutin yang giat digelar di tiap-tiap Polsek di lintasan jalan negara Banda Aceh-Medan, kini makin diperketat. Kondisi tersebut dilakukan untuk menghindari kaburnya pelaku ke luar Aceh Timur. “Kita yakin pelaku masih berada di wilayah hukum kita,” sebutnya.
 
Kendati demikian, lanjut Doni, dalam mengungkap kasus kontak tembak yang menjadi prioritas polisi kali ini pihaknya terus melakukan koordinasi dengan Polres tetangga seperti Aceh Utara dan Kota Langsa serta Polres Tamiang, sehingga pelaku tidak lolos.

“Jika di lapangan nantinya polisi sudah mendesak, maka TNI akan diminta bantu. Tapi untuk sementara masih petugas kita yang melakukan pengejaran dan pengepungan, khususnya kawasan Peureulak dan kita harap pelaku secepatnya ditangkap,” ujar Doni.

Ketika disinggung status pelaku, Wakapolres mengaku, hasil penyelidikan sementara pelaku diduga keras sindikat dan jaringan kelompok bersenjata yang selama ini beraksi di wilayah itu. Tapi tak tertutup kemungkinan juga pelaku terlibat dalam aksi peredaran narkoba, baik jenis ganja maupun sabu antar kota dan antar provinsi. “Polisi komit ungkap tuntas kasus ini,” tandasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, kontak tembak antara OTK dengan polisi kembali terjadi di Aceh Timur, persis di Desa Blang Bitra, Kecamatan Peureulak, Kamis (7/7) siang. Akibatnya, mobil Kasat Intelkam, Iptu Ananda Fauzi Harahap, rusak karena ditembusi timah panas pelaku, dan mobil Kasat Narkoba, Iptu Agus Sunandar, mengalami rusak berat.

Editor: SUWANDI
(dat06/waspada)

Komplotan Penembak Kadus Diciduk


* Satu Pistol, Empat Amunisi Disita
Utama 
 
Kapolres Aceh Timur AKBP Ridwan Usman, memperlihatkan barang bukti pistol 
beserta empat butir amunisi milik tersangka Zul alias Fad alias Ul (20) pelaku 
perampokan, penculikan serta penembakan yang berhasil diciduk, Selasa (13/4) 
dikawasan Desa Pasir Putih, Kecamatan Peureulak Kota.SERAMBI/NASRUDDINIDI – 
Aparat kepolisian dari Polres Aceh Timur, Selasa (13/4) dini hari menangkap 
tiga pria yang diduga komplotan penembak Ilyas Abu Hasan (50), Kepala Dusun 
(Kadus) Masjid, Desa Blang Simpo, Kecamatan Peureulak Kota, Aceh Timur, Jumat 
(19/3) pukul 02.00 WIB. Ketiga pemuda itu selama ini juga ditengarai sebagai 
pelaku serangkaian tindak kejahatan di Aceh Timur. Mereka adalah Hay (19), Zul 
(23), warga Dusun Cot Payanga, Desa Pasir Putih, Kecamatan Peureulak Kota, 
serta Zul alias Fad alias Ul (20), warga Desa Tanoh Rata, Kecamatan Peureulak 
Kota.

Ketiganya ditangkap dalam waktu terpisah pada Selasa (13/4) dini hari (sekitar 
pukul 02.00 hingga 03.00 WIB) di Desa Pasir Putih. Yang pertama diciduk adalah 
Zul alias Fad alias Ul yang merupakan pemilik senjata api (senpi). Tapi saat 
itu di tangannya tak ditemukan senpi, melainkan berada di tangan rekannya, Hay 
dan Zul. Segera saja polisi bergerak menangkap Hay dan Zul yang juga berada di 
desa yang sama. Ketiganya ditangkap tanpa perlawanan. Dari komplotan ini polisi 
menyita sepucuk senpi laras pendek jenis Colt 3,8 beserta empat butir 
amunisinya plus serpihan proyektil.

Serangkaian kejahatan 
Kapolres Aceh Timur, AKBP Ridwan Usman, didampingi Kasat Intel, Iptu Ananda 
Fauzi Harahap, kepada Serambi kemarin mengatakan, ketiga pria yang diciduk itu 
merupakan tersangka pelaku yang selama ini masuk dalam daftar pencarian orang 
(DPO). Mereka ditengarai melakukan serangkaian kejahatan. Di antaranya menculik 
guru SMP Negeri Paya Meuligoe beberapa bulan lalu, menculik warga Stabat, 
Sumatera Utara (Sumut), dan diduga sebagai otak pelaku penembakan Kadus Masjid 
Desa Blang Simpo yang terjadi 19 Maret lalu.

Tiga sekawan ini, menurut Kapolres, juga beraksi di laut. Mereka merompak 
sebuah boat bersama Anwar cs, bahkan menyekap tiga anak buah kapal (ABK) 
bersama tekongnya dan meminta uang tebusan Rp 500 juta. Mereka juga ditengarai 
merompak sebuah kapal bekerja sama dengan Bustaman alias Tamam (kini almarhum). 

Informasi warga
Kata Kapolres Aceh Timur, penangkapan ketiga tersangka berawal dari informasi 
masyarakat yang menyebutkan bahwa ketiganya sedang berada di sebuah kawasan 
Desa Pasir Putih. Sebelumnya polisi sempat mendapat info bahwa ketiga tersangka 
berada di Medan (Sumut). Mendapat informasi akurat, Polres Aceh Timur segera 
membentuk tim yang terdiri atas unsur resmob dan intelkam. Sesampai di lokasi, 
target yang dicari memang ada. Yang pertama diciduk adalah Zul alias Fad alias 
Ul selaku pemilik senpi. Namun saat itu, senpi berada pada rekannya, Hay dan 
Zul. Kedua rekannya itu pun akhirnya diringkus tanpa perlawanan. 

Selaku pemilik senpi, Zul mengaku bahwa pistol itu digunakan kelompoknya dalam 
berbagai tindak kejahatan di wilayah Aceh Timur. “Selain ditemukan sepucuk 
pistol jenis Colt 3,8, juga didapat empat butir amunisi dan serpihan 
proyektil,” ujar Kapolres. Berdasarkan pengakuan ketiganya, mereka sering 
melakukan tindak kejahatan. Misalnya, menculik guru SMP Negeri Paya Meuligoe 
beberapa bulan lalu, juga terlibat aksi rompak laut, di samping menembak Kadus 
Masjid Desa Blang Simpo. 

Untuk mempertangungjawabkan perbuatannya, ketiga tersangka bersama sejumlah 
barang bukti kini diamankan di mapolres setempat. “Tidak tertutup kemungkinan, 
ketiga tersangka juga masih mempunyai rekan yang lain. Untuk itu, kita masih 
terus menyelidiki dan mengembangkan kasus ini,” ujar AKBP Ridwan Usman. 

Sebagaimana diwartakan bulan lalu, Ilyas Abu Hasan (50), warga Dusun Masjid, 
Desa Blang Simpo, Kecamatan Peureulak Kota, Aceh Timur, ditembak “tamu tak 
diundang” di dalam rumahnya pada Jumat (19/3) pukul 02.00 WIB. Pelaku diduga 
empat orang, tapi hanya satu yang melepaskan peluru ke punggung korban. Nyawa 
Ilyas yang merupakan kepala dusun itu tertolong, setelah dirawat intensif di 
Rumah Sakit Umum Langsa.

Selain menjabat kepala dusun, Ilyas juga dikenal sebagai saudagar yang membeli 
secara eceran hasil alam di kawasan itu, seperti getah, cokelat, padi, dan 
sebagainya. Berdasarkan informasi yang diperoleh Serambi, seusai menembak 
korban, keempat pelaku langsung melarikan diri di keremangan malam. Tiga di 
antara tersangka pelaku akhirnya ditangkap polisi, Selasa kemarin. (na) 
__________________________________________________

Kaki dan Tangan Dipelor, Buronan Tewas

LHOK NIBONG,Sumutcyber-Dalam beraksi, Sayuti (30) terkenal ganas dan kejam. Namun semua kejahatannya berakhir, setelah perampok buronan tersebut ditembak mati. Sebelum tewas, tersangka mencoba membacok polisi setelah terkepung dalam penyergapan, Jumat (9/4) pagi.
Pria Desa Pante Labu, Kecamatan Pante Bidari-Lhok Nibong, Aceh Timur tersebut diduga kehabisan darah, sehingga menghembuskan nafas terakhir ketika hendak diboyong ke rumah sakit Idi Rayeuk. Bandit ini diketahui merupakan seorang DPO kriminal perampokan tahun 2009 silam.
Menurut keterangan petugas, Sayuti tertembak bagian kaki dan tangan, dalam sebuah pengepungan di pedalaman arah selatan Kecamatan Pante Bidari – Lhok Nibong.
Kapolres Aceh Timur AKBP Drs Ridwan Usman melalui kabag Ops AKP Eko Sulistiyo didampingi kasat Intelkam Iptu Ananda Fauzi Harahap, kepada Metro Aceh  (Grup Sumutcyber.com) membenarkan kejadian kemarin.
“Setelah pihak kita menerima Informasi dari masyarakat, bahwa DPO Sayuti berada di rumahnya di Desa Pante Labu, personil segera terjun ke TKP. Pengintaian dilakukan sejak pukul 4:00 pagi. Baru pada pukul 6:00 WIB, tersangka diminta menyerah setelah dilepaskan tembakan peringatan.
Namun Sayuti tak mau menyerah dan berusaha melawan sambil menyebat sebilah parang ke arah aparat kepolisian. Untung saja personil kita mengelak di paret,” ungkap Eko Sulistiyo.
Akhirnya pihak aparat keamanan langsung melumpuhkan perlawanan Sayuti dengan melepaskan tembakan dipaha dan tangan. “Tersangka diketahui sebagai DPO perampokan terhadap Muhammad Yusuf AR (48). Korban adalah seorang pekebun Kakao, warga Desa Pante Labu Kecamatan Pante Bidari Aceh Timur. Ia tewas dibacok bagian kepala tahun 2009 silam, sedangkan istrinya menderita luka dibagian tangan,” papar Eko lagi.
Bahkan dari pengembangan hasil laporan saksi kunci perampokan, Sayuti sejak November 2009 dengan nomor LP 23/XII/ 2009, menjadi DPO pihak Polisi. Bandit ini merupakan pelaku penganiayaan tahun 2007 dan Residivis pencurian Curanmor yang telah pernah dihukum
Eko juga menjelaskan bahwa tabiat Sayuti dalam masyarakat setempat tidak bagus dan sangat meresahkan masyarakat.
Warga selalu memberikan informasi jika tersangka kembali ke rumahnya, namun baru kali ini berhasil dilumpuhkanDia menambahkan, setelah Sayuti ditetapkan sebagi DPO Polisi sejak tahun 2009 silam, selama ini Sayuti terus melarikan diri, “ menurut informasi yang kami terima dia melarikan diri sampai kedaerah Meulaboh, Aceh Barat sana,” ucap Kabag Ops.(Mag 32/sc)

Ananda Fauzi Harahap Kasat Intelkam Polres Langsa

Haba Rakyat

LANGSA : Pergantian pejabat di tingkat Kabag dan Kasat kembali terjadi di Polres Langsa, Selasa (21/2). Dua pejabat lama dilepaskan untuk mengabdi di tempat baru, sementara untuk  mengisi kekosongan jabatan yang mereka ttinggalkan dua pejabat baru masuk kesitu.
Pejabat lama yang dilepaskan itu masing-masing Kompol Nari Yulenny, SH, MH sebagai Kabag Ren yang sudah bertugas di Polres Langsa selama 24 tahun dan Kasat Intelkam, AKP Zainuddin. S.Pd yang sudah menduduki jabatan tersebut selama 9 bulan.
Kompol Navri Yulenni menerima tugas di tempat baru sebagai Ketua BNN Kota Langsa, sementara  tempat yang ditinggalkannnya diserahkannya kepada Kompol Barsi, SH, MH. AKP Zainuddin, S.Pd menerima tugas baru jadi Kasat Intelkan di Polres Aceh Singkil, sementara tempat yang dtinggalkannya diserahkan kepada AKP Ananda Fauzi Harahap.
Serah terima jabatan tersebut berlangsung di Mapolres Langsa kemarin, disaksikan Kapolres Langsa AKBP Hariadi, SH, SIK beserta seluruh jajaranya dan para undangan lain.
Dalam amanatnya pada acara serah terima jabatan tersebut, Kapolres Langsa AKBP Hariadi, SH, SIK mengucapkan terimaksih atas pengabdiannya kepada kedua pejabat yang dilepaskan itu, dan mengucapkan selamat datang kepada dua pejabat baru yang disertai dengan  perintah agar segera dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja yang baru.
Harapan Kapolres Langsa kepada dua pejabat yang dilepaskan supaya dapat meningkatkan kinerjanya di tempat baru, karena kedua mereka itu baik  Kompol Navri Yulenny maupun AKP Zainuddon selama bertugas di Mapolres Langsa di nilai telah berhasil menjalan tugas yang diberikan.
Sementara kepada dua pejabat baru masing-masing Kompol Basri, SH, MH selaku Kabag Ren dan  AKP Ananda Fauzi Harahap sebagai Kasat Intelkam, Kapolres meminta agar meneruskan dan meningkatkan hal-hal positif dari pejabat lama, agar tugas Polri selaku pelingung pengayom, dan pelayan masyarakat bisa berjalan dengan baik supaya Polri semakin dicintai di wilayah Kota langsa.

NOMOR HP PERWIRA POLISI DIPUBLIKASIKAN


Senin, 28 Maret 2011

Memudahkan Warga Melapor

Nomor HP Perwira Polisi Dipublikasikan

Aceh Timur
PEUDAWA — Nomor handphone (HP) pejabat di jajaran Polres Aceh Timur dan Polres Langsa dipublikasikan kepada masyarakat. Hal itu dilakukan guna memudahkan masyarakat melaporkan setiap tindak kriminal, termasuk melaporkan bila ada tindakan personel polisi yang nakal.

“Ini bentuk nyata bahwa kita terbuka dengan masyarakat. Jadi, silahkan saja masyarakat melapor melalui nomor HP yang kita umumkan, ini dalam rangka penguatan tugas-tugas Polri,” kata Kapolres Aceh Timur, AKBP Drs Ridwan Usman, Minggu (27/3).

Kapolres menyebutkan, polisi tidak mungkin bisa bekerja bila tidak mendapat dukungan masyarakat, khususnya menyangkut dengan kamtibmas. Maka, pihaknya menganggap penting untuk memberikan nomor kontak telepon para pejabat Polres agar masyarakat bisa langsung melaporkan tindakan kriminal atau sesuatu yang mencurigakan di tengah- tengah masyarakat.

Adapun nomor yang dipublikasikan itu antara lain, AKBP Drs Ridwan Usman 08116708686, Kasat Reskrim AKP Priyo Utomo 0813399740488, Kasat Intel Iptu Ananda Fauzi Harahap 081377128326, Kasat Lantas Iptu Hangga Utama 081269000944, Kasat Narkoba Iptu Agus Sunandar 085277476499, Kapolsek Idi Rayeuk AKP Nurdin Z 081397525344, Kapolsek Peureulak Kota Iptu Samsuar AM 081360620029, dan Kapolsek Julok AKP Bachrumsyah 085277419154. “Kalau Kapolsek mungkin cukup tiga saja, karena itu Polsek inti,” demikian Ridwan Usman.

Jajaran Polres Langsa
Sementara itu, Kapolres Langsa, AKBP Drs Yosi Muahamartha kepada Serambi, Minggu (27/3) mengatakan, langkah mempublikasikan nomor HP para pejabat di jajaran Polres Langsa, dilakukan untuk meningkatkan kerjasama dengan masyarakat. Berikut nomor HP para pejabat di jajaran Polres Langsa, Mako Polres 0641-2110, Pos Lantas 0641-21026, Kapolres Langsa, AKBP Drs Yosi Muhamartha 081377220099, Wakapolres 081360605073, Kabag Ops 0811671370, Kasat Intelkam 081346203633, Kasat Reskrim 082142133333, Kasat Sabara 081316556952, Kasat Lantas 085296967322, Kasat Narkoba 085262227119, Kasubag Binmas 081376428678.

Kapolsek Manyak Payed 085262538655, Kapolsek Langsa Timur 081269620088, Kapolsek Langsa Kota 085276117272, Kapolsek Langsa Barat 085261034216, Kapolsek Rantau Seulamat 081360913409, Kapolsek Sungai Raya 085276126111, SMS Centre 085224485555, Kasi Propam 085277771975, Kassubag Humas 085260730191.

“Kita minta masyarakat, apabila memerlukan bantuan atau pelayanan polisi, segara menghubungi nomor HP tersebut. Kami memang belum sempurna, tetapi kami selalu berusaha untuk menyempurnakan,”demikian Kapores Langsa.(is/c42)

Polisi Bongkar Penimbunan Mitan



Fri, Dec 24th 2010, 11:24
* 10 Ton Minyak Tanah Diamankan

Kapolres Aceh Timur AKBP Drs Ridwan Usman, didampingi Waka Polres Kompol Didik Dwi Santoso dan Kasat Reskrim AKP Priyo Utomo, memperlihatkan drum berisi mitan yang ditemukan di sebuah gudang penimbunan di kawasan Peureulak Timur, Aceh Timur, Rabu (22/12) siang. Foto direkam di belakang Mapolres Aceh Timur di Peudawa, Kamis (23/12). SERAMBI/ ISKANDAR USMAN
PEUDAWA - Kepolisian Mapolres Aceh Timur, Rabu (22/12) siang, berhasil membongkar penimbunan minyak tanah (mitan) yang diduga bersubsidi di sebuah gudang penyimpanan di kawasan Peureulak Timur, Aceh Timur. Dalam operasi tersebut, polisi mengamankan 12 tangki terbuat dari plastik berisi sedikitnya 10 ton mitan. Barang bukti mitan bersama beberapa drum besi lainnya kini diamankan di Mapolres Aceh Timur, di Peudawa.

Kapolres Aceh Timur AKBP Drs Ridwan Usman, didampingi Kasat Reskrim AKP Priyo Utomo, Kamis (23/12) mengatakan, mitan dalam 12 tangki plastik masing-masing berukuran 1x1x1 meter tersebut ditemukan di dalam sebuah rumah yang telah terbakar saat konflik. Sementara di lokasi, tidak ditemukan satu orang pun tersangka.

Menurut Kapolres, kemungkinan besar penjaga gudang mitan itu, telah terlebih dahulu melarikan diri karena mengetahui kedatangan aparat kepolisian. “Ini terindikasi dari adanya dua buah cangkir kopi yang masih panas ditemukan di lokasi. Penjaganya mungkin sudah duluan kabur,” kata Kapolres.

Menurut Ridwan Usman, 10 ton minyak tanah tersebut dimasukkan dalam 10 tangki plastik warna putih. Saat ditemukan, terangnya, warga yang ikut ke lokasi sangat terkejut ketika mengetahui ditemukan penimbunan mitan, yang diduga mitan subsidi itu.

Usai ditemukan, mitan kemudian diangkut ke Mapolres di Peudawa untuk penyelidikan lebih lanjut. “Agak kesulitan untuk menaikkan ke truk, karena drum (tangki, -red) berisi minyak sangat berat. Sampai malam baru bisa diangkut ke Polres,” sebut Ridwan.

Ia mengatakan, dalam penggeledahan gudang penimbunan mitan, pihaknya menurunkan sejumlah personel dari Mapolres. Keberhasilan itu, katanya, tidak terlepas dari andil masyarakat yang ikut membantu polisi. Kapolres juga mengucapkan ribuan terima kasih atas kerja sama masyarakat dalam rangka penegakan hukum, apalagi penimbunan mitan yang selama ini dikeluhkan warga sangat berdampak buruk bagi perkembangan ekonomi.

Minggu, 26 Desember 2010

Ketika Dodol Dicampur Ganja

Sun, Dec 26th 2010, 09:55

DODOL merupakan makanan khas orang Aceh yang dijadikan menu saat prosesi tertentu. Kue dodol yang diaduk dengan tepung ketan memang bercita rasa tinggi.

Namun, lain bagi Ri bin Jf (38), warga Meunasah Krueng, Peudawa, Aceh Timur ini, ia menjadikannya lebih bermakna. Ri yang juga petani cabe itu menambah biji ganja sebagai bumbu dalam adonan dodol Aceh. Itu tak lain dilakukannya agar rasa dan selera dodol lebih maknyos. Benar saja, siapa yang mencicipi dodol tersebut akan terasa melayang alias mabuk narkoba.

Karena itu pula, Ri harus rela mendekam di balik jeruji besi. Ia ditangkap oleh polisi dari Mapolsek Idi Rayeuk, Selasa (21/12) karena membuat dan menjual dodol ganja. Bersamanya, polisi juga mengamankan batang dan biji ganja yang telah digiling halus.

Rabu (22/12) siang, wajah Ri terlihat tegar, meski ia menyimpan sejuta kerinduan untuk isteri dan anaknya di rumah. Saat Kapolres Aceh Timur AKBP Ridwan Usman berkunjung bersama sejumlah wartawan di Mapolsek Idi Rayeuk, tangan Ri terlihat diborgol, baju kemeja yang ia kenakan sudah kusut, sedangkan dari matanya terus melotot tajam melihat sesuatu yang hampa.

Ri menceritakan, ia melakoni juru masak dodol ganja dan menjual baru empat hari terakhir. Sedangkan pekerjaan tetapnya merupakan petani cabe di Desa Meunasah Krueng. “Ini untuk tambah uang belanja saja, Pak. Rencana saya mau bawa naik ke laut, setelah saya panen cabe terlebih dahulu. Kalau mau coba jangan banyak-banyak, nanti pusing,” kata Ri dengan wajah tegar, sembari mengundang tawa wartawan dan aparat kepolisian.

Pria ini menjelaskan, untuk satu paket kecil dodol ganja dijual sekitar Rp 2.500. Dodol ganja diracik terdiri dari beberapa bahan dasar, seperti serbuk ganja kering, tepung kentan, gula pasir, santan kelapa, serta minyak makan. Setelah campuran barang itu, diletakkan dalam wajan, kemudian baru dimasak menjadi dodol yang rasanya akan membuat orang mabuk.

Selain Ri, polisi juga menangkap Az (24), warga Desa Seunubok Rambong, Idi Rayeuk dan Ml 18), warga Desa Teupin Nyaring, kecamatan yang sama. Dari tangan dua tersangka ini personil polisi berhasil menyita 1,5 ons ganja kering yang dibungkus koran.

Berawal dari penangkapan mereka lah polisi kemudian menangkap sang pembuat dodol ganja berkat hasil pengembangan kasus. Kapolres Aceh Timur AKBP Drs Ridwan Usman, didampingi Kapolsek Idi Rayeuk AKP Nurdin Z, mengatakan, untuk mempertangungjawabkan perbuatannya, tersangka Ri (38), Az (24), dan Ml (18) terpaksa meringkuk di sel Mapolsek Idi. “Barang bukti sekitar setengah kilo dodol ganja dan 1,5 ons ganja kering kita amankan guna penyelidikan lebih lanjut,” katanya. Ada-ada saja.

Jumat, 24 Desember 2010

Polisi Tembak Mati Buronan Kasus Rampok

Sat, Apr 10th 2010, 12:35


Jasad Sayuti (30), DPO kasus perampokan yang ditembak mati saat penggepugan oleh aparat kepolisian di pedalaman Pante Bidari, Aceh Timur, ketika berada di IGD RSU Idi, untuk pemeriksaan medis, Jumat (9/4). SERAMBI/ ISKANDAR USMAN
LHOKNIBONG - Aparat kepolisian dari Mapolres Aceh Timur, Jumat (9/4) dini hari, menembak mati seorang buronan kasus perampokan yang namanya sudah dimasukkan ke dalam daftar pencarian orang (DPO)) sejak setahun lalu di kawasan Aceh Timur. Pria itu bernama Sayuti (30), warga Pante Labu, Kecamatan Pante Bidari yang diklaim polisi juga terlibat serangkaian kejahatan lainnya. Sayuti menemui ajal dalam suatu pengepungan di pedalaman Lhoknibong, sekitar 8 kilometer dari pusat kota Kecamatan Pante Bidari. Paha dan tangannya ditembus peluru aparat yang menyergapnya ketika ia berusaha melarikan diri.

Amatan Serambi, jenazah Sayuti dievakuasi ke RSUD Idi oleh personel polisi untuk di-visum et repertum petugas medis di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD). Hingga pukul 11.00 WIB kemarin mayat Sayuti belum terlihat diambil oleh keluarganya. Sejumlah aparat kepolisian yang bersenjata api masih tampak berjaga-jaga di depan IGD. Berdasarkan keterangan petugas medis, saat dibawa ke rumah sakit Sayuti tidak lagi bernyawa. Di paha dan tangannya terdapat luka bekas luka tembak.

Kapolres Aceh Timur, AKBP Drs Ridwan Usman melalui Kabag Ops AKP Eko Sulistyo dan didampingi Kasat Intelkam Iptu Ananda Fauzi Harahap kepada Serambi mengatakan, Sayuti berhasil dilumpuhkan berkat adanya informasi masyarakat yang mengabarkan pelaku sudah kembali ke kawasan Pante Labu, Pante Bidari, setelah sekian lama menghilang. Yang bersangkutan belakangan diketahui juga sempat bersembunyi di wilayah Aceh Barat. Mendapat laporan tersebut, terang AKP Eko, sejumlah personel polisi dari Polres Aceh Timur melakukan pengintaian di lapangan sejak pukul 04.00 WIB. Setelah memastikan Sayuti berada di rumahnya, Desa Pante Labu, Kecamatan Pante Bidari, polisi melepaskan tembakan peringatan agar yang bersangkutan menyerah. Namun, pelaku yang awalnya bersembunyi di loteng rumah malah melarikan diri. Sebilah parang terhunus di tangannya dan dia ayunkan ke arah polisi.

“Untung saja, aparat polisi berhasil menghindar dengan cara melompat ke dalam parit,” terang Eko Sulistyo. Melihat pelaku melancarkan perlawanan, polisi yang telah siaga akhirnya melepaskan tembakan. Paha kanan dan tangannya terkena. “Waktu itu jam sudah menunjukkan pukul 06.00 WIB. Kondisinya juga masih remang-remang. Jasad Sayuti langsung kita evakuasi ke RSUD Idi,” kata AKP Eko seraya menyebutkan bahwa semasa hidupnya Sayuti pernah terlibat kasus penganiayaan dan tercatat sebagai residivis pencurian kendaraan bermotor (curanmor). “Sayuti juga merupakan DPO pembunuhan dengan kekerasan yang tidak hanya menggunakan senjata tajam, tapi juga menggunakan senjata api. Ini berdasarkan pengakuan saksi kunci kasus pembunuhan M Yusuf AR di Desa Pate Labu, Pate Bidari, Kamis (19/11/2009), sesuai dengan LP Nopol 23/XII/2009,” beber Eko Sulistyo.

Menurutnya, tersangka pelaku yang ditembak mati itu terlibat serangkaian aksi kriminal di kawasan Pante Bidari. Dalam beraksi semasa hidupnya, tersangka tidak segan-segan menghabisi nyawa korbannya secara sadis. Lebih lajut, Kabag Ops menambahkan, Sayuti di-DPO dalam kasus pembunuhan dan perampokan sepmor plus handphone (hp) milik Muhammad Yusuf AR (50), petani cokelat di Desa Pante Labu. Korbannya tewas setelah kepalanya dibacok pelaku. Pelaku ketika itu, sebutnya, juga mencekik serta membacok istri korban, Ainul Mardhiah (45) yang sampai kini cacat jari tengahnya. Seusai mengambil sepmor Supra X 125 BL 5835 DU plus hp milik korban, pelaku langsung melarikan diri. Sejak itulah namanya masuk DPO Polres Aceh Timur.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, tragedi berdarah kembali melanda Aceh Timur. Komplotan garong bersenjata tajam menjarah rumah Muhammad Yusuf AR (50), petani cokelat di Desa Pante Labu, Kecamatan Pante Bidari, Aceh Timur, Kamis (19/11) sekitar pukul 23.30 WIB. Komplotan kriminalis kampung itu bukan hanya menggondol satu sepmor Supra X 125 BL 5835 DU warna hitam dan hp Nokia milik korban, namun juga secara sadis membantai Muhammad Yusuf, hingga lelaki itu tewas dengan luka leher menganga, beberapa jam kemudian. Selain itu, istri korban, Ny Ainul Mardiah (35), juga dibacok di kepala dan mulutnya dicocor dengan parang, hingga wanita itu terluka di kepala dan jarinya, saat menepis parang. Jenazah suaminya dibawa pulang ke Desa Alue Papeun, Kecamatan Tanah Jambo Aye, Aceh Utara. (is)
Kaki dan Tangan Dipelor, Buronan Tewas

Sabtu, 10 April 2010 | 10:45:10
LHOK NIBONG,Sumutcyber-Dalam beraksi, Sayuti (30) terkenal ganas dan kejam. Namun semua kejahatannya berakhir, setelah perampok buronan tersebut ditembak mati. Sebelum tewas, tersangka mencoba membacok polisi setelah terkepung dalam penyergapan, Jumat (9/4) pagi.

Pria Desa Pante Labu, Kecamatan Pante Bidari-Lhok Nibong, Aceh Timur tersebut diduga kehabisan darah, sehingga menghembuskan nafas terakhir ketika hendak diboyong ke rumah sakit Idi Rayeuk. Bandit ini diketahui merupakan seorang DPO kriminal perampokan tahun 2009 silam.

Menurut keterangan petugas, Sayuti tertembak bagian kaki dan tangan, dalam sebuah pengepungan di pedalaman arah selatan Kecamatan Pante Bidari - Lhok Nibong.

Kapolres Aceh Timur AKBP Drs Ridwan Usman melalui kabag Ops AKP Eko Sulistiyo didampingi kasat Intelkam Iptu Ananda Fauzi Harahap, kepada Metro Aceh (Grup Sumutcyber.com) membenarkan kejadian kemarin.

“Setelah pihak kita menerima Informasi dari masyarakat, bahwa DPO Sayuti berada di rumahnya di Desa Pante Labu, personil segera terjun ke TKP. Pengintaian dilakukan sejak pukul 4:00 pagi. Baru pada pukul 6:00 WIB, tersangka diminta menyerah setelah dilepaskan tembakan peringatan.

Namun Sayuti tak mau menyerah dan berusaha melawan sambil menyebat sebilah parang ke arah aparat kepolisian. Untung saja personil kita mengelak di paret,” ungkap Eko Sulistiyo.

Akhirnya pihak aparat keamanan langsung melumpuhkan perlawanan Sayuti dengan melepaskan tembakan dipaha dan tangan. “Tersangka diketahui sebagai DPO perampokan terhadap Muhammad Yusuf AR (48). Korban adalah seorang pekebun Kakao, warga Desa Pante Labu Kecamatan Pante Bidari Aceh Timur. Ia tewas dibacok bagian kepala tahun 2009 silam, sedangkan istrinya menderita luka dibagian tangan,” papar Eko lagi.

Bahkan dari pengembangan hasil laporan saksi kunci perampokan, Sayuti sejak November 2009 dengan nomor LP 23/XII/ 2009, menjadi DPO pihak Polisi. Bandit ini merupakan pelaku penganiayaan tahun 2007 dan Residivis pencurian Curanmor yang telah pernah dihukum

Eko juga menjelaskan bahwa tabiat Sayuti dalam masyarakat setempat tidak bagus dan sangat meresahkan masyarakat.

Warga selalu memberikan informasi jika tersangka kembali ke rumahnya, namun baru kali ini berhasil dilumpuhkanDia menambahkan, setelah Sayuti ditetapkan sebagi DPO Polisi sejak tahun 2009 silam, selama ini Sayuti terus melarikan diri, “ menurut informasi yang kami terima dia melarikan diri sampai kedaerah Meulaboh, Aceh Barat sana,” ucap Kabag Ops.(Mag 32/sc)

Mapolres Atim Musnahkan 3 Hektar Ladang Ganja

Saturday, 19 December 2009 22:38

Petugas kepolisian dari Mapolres Aceh Timur melakukan pencabutan batang ganja, sebagian dimusnahkan di lokasi dan sebagian lainnya dibawa ke Mapolres setempat sebagai barang bukti. Foto direkam Kamis (17/12). Harian Aceh | Iskandar IshakIdi Rayeuk | Harian Aceh - Jajaran kepolisian Mapolres Aceh Timur berhasil memusnahkan 3 hektar ladang ganja siap panen, Kamis (17/12)tar pukul 12.00 Wib di Desa Alue Rambong, Peureulak Kota, Aceh Timur. seki

Kapolres Aceh Timur AKBP Drs. Ridwan Usman melalui Waka Polres Kompol Didik D.S yang didampingi Kasat Intelkam Iptu Ananda Fauzi Harahap , kemarin, mengatakan, ladang ganja itu ditemukan berkat adanya laporan masyarakat kepada polisi. Ladang ganja tersebut terdapat di kawasan hutan yang berjarak sekitar 10 km dari ibukota Kecamatan Peureulak.

“Selain menemukan 3 Hektar ladang ganja siap panen itu, kita juga berhasil mengamankan

seorang tersangka pemilik ladang, berinisial MHD (28) warga Desa Alue Rambong Paya Gajah, Kecamatan setempat,” katanya.

Waka Polres menyebutkan, saat personil kepolisian Mapolres Aceh Timur melakukan penggerebekan rumah tersangka, petugas berhasil mendapatkan ganja kering dan sebagian sudah ada yang dibungkus (dalam amplop, red).

Setelah itu, petugas langsung menuju ladang tersangka. Karena menurut informasi warga, tersangka sedang berada di kebunnya. Setelah melakukan perjalanan kaki selama dua jam lebih ternyata benar tersangka sedang berada dikebunnya. “Petugas kita berhasil menangkap tersangka,” terang Didik.

Menurut Didik, penangkapan tersebut tidaklah mudah, karena petugas sempat saling kejar-kejaran dengan tersangka, dan petugas juga terpaksa memberikan tembakan peringatan. “Karena tersangka lari dan sembunyi disemak-semak yang dihimpit jurang. Namun karena kesiapan petugas, tersangka berhasil diringkus tanpa perlawanan,” ucap Didik.

Waka Polres menambahkan, tersangka dan barang bukti (BB) kini sudah diamankan di Mapolres setempat. Ribuan batang ganja, sebutnya, sebagian dimusnahkan di lokasi ladang dengan membakar dan sebagian lainnya dijadikan sebagai barang bukti guna penyelidikan lebih lanjut,” demikian Didik.cis

Komplotan Penembak Kadus Diciduk

14 April 2010, 15:30

* Satu Pistol, Empat Amunisi Disita

Kapolres Aceh Timur AKBP Ridwan Usman, memperlihatkan barang bukti pistol beserta empat butir amunisi milik tersangka Zul alias Fad alias Ul (20) pelaku perampokan, penculikan serta penembakan yang berhasil diciduk, Selasa (13/4) dikawasan Desa Pasir Putih, Kecamatan Peureulak Kota.SERAMBI/NASRUDDIN

IDI Aparat kepolisian dari Polres Aceh Timur, Selasa (13/4) dini hari menangkap tiga pria yang diduga komplotan penembak Ilyas Abu Hasan (50), Kepala Dusun (Kadus) Masjid, Desa Blang Simpo, Kecamatan Peureulak Kota, Aceh Timur, Jumat (19/3) pukul 02.00 WIB. Ketiga pemuda itu selama ini juga ditengarai sebagai pelaku serangkaian tindak kejahatan di Aceh Timur. Mereka adalah Hay (19), Zul (23), warga Dusun Cot Payanga, Desa Pasir Putih, Kecamatan Peureulak Kota, serta Zul alias Fad alias Ul (20), warga Desa Tanoh Rata, Kecamatan Peureulak Kota.

Ketiganya ditangkap dalam waktu terpisah pada Selasa (13/4) dini hari (sekitar pukul 02.00 hingga 03.00 WIB) di Desa Pasir Putih. Yang pertama diciduk adalah Zul alias Fad alias Ul yang merupakan pemilik senjata api (senpi). Tapi saat itu di tangannya tak ditemukan senpi, melainkan berada di tangan rekannya, Hay dan Zul. Segera saja polisi bergerak menangkap Hay dan Zul yang juga berada di desa yang sama. Ketiganya ditangkap tanpa perlawanan. Dari komplotan ini polisi menyita sepucuk senpi laras pendek jenis Colt 3,8 beserta empat butir amunisinya plus serpihan proyektil.

Serangkaian kejahatan
Kapolres Aceh Timur, AKBP Ridwan Usman, didampingi Kasat Intel, Iptu Ananda Fauzi Harahap, kepada Serambi kemarin mengatakan, ketiga pria yang diciduk itu merupakan tersangka pelaku yang selama ini masuk dalam daftar pencarian orang (DPO). Mereka ditengarai melakukan serangkaian kejahatan. Di antaranya menculik guru SMP Negeri Paya Meuligoe beberapa bulan lalu, menculik warga Stabat, Sumatera Utara (Sumut), dan diduga sebagai otak pelaku penembakan Kadus Masjid Desa Blang Simpo yang terjadi 19 Maret lalu.

Tiga sekawan ini, menurut Kapolres, juga beraksi di laut. Mereka merompak sebuah boat bersama Anwar cs, bahkan menyekap tiga anak buah kapal (ABK) bersama tekongnya dan meminta uang tebusan Rp 500 juta. Mereka juga ditengarai merompak sebuah kapal bekerja sama dengan Bustaman alias Tamam (kini almarhum).

Informasi warga
Kata Kapolres Aceh Timur, penangkapan ketiga tersangka berawal dari informasi masyarakat yang menyebutkan bahwa ketiganya sedang berada di sebuah kawasan Desa Pasir Putih. Sebelumnya polisi sempat mendapat info bahwa ketiga tersangka berada di Medan (Sumut). Mendapat informasi akurat, Polres Aceh Timur segera membentuk tim yang terdiri atas unsur resmob dan intelkam. Sesampai di lokasi, target yang dicari memang ada. Yang pertama diciduk adalah Zul alias Fad alias Ul selaku pemilik senpi. Namun saat itu, senpi berada pada rekannya, Hay dan Zul. Kedua rekannya itu pun akhirnya diringkus tanpa perlawanan.

Selaku pemilik senpi, Zul mengaku bahwa pistol itu digunakan kelompoknya dalam berbagai tindak kejahatan di wilayah Aceh Timur. “Selain ditemukan sepucuk pistol jenis Colt 3,8, juga didapat empat butir amunisi dan serpihan proyektil,” ujar Kapolres. Berdasarkan pengakuan ketiganya, mereka sering melakukan tindak kejahatan. Misalnya, menculik guru SMP Negeri Paya Meuligoe beberapa bulan lalu, juga terlibat aksi rompak laut, di samping menembak Kadus Masjid Desa Blang Simpo.

Untuk mempertangungjawabkan perbuatannya, ketiga tersangka bersama sejumlah barang bukti kini diamankan di mapolres setempat. “Tidak tertutup kemungkinan, ketiga tersangka juga masih mempunyai rekan yang lain. Untuk itu, kita masih terus menyelidiki dan mengembangkan kasus ini,” ujar AKBP Ridwan Usman.

Sebagaimana diwartakan bulan lalu, Ilyas Abu Hasan (50), warga Dusun Masjid, Desa Blang Simpo, Kecamatan Peureulak Kota, Aceh Timur, ditembak “tamu tak diundang” di dalam rumahnya pada Jumat (19/3) pukul 02.00 WIB. Pelaku diduga empat orang, tapi hanya satu yang melepaskan peluru ke punggung korban. Nyawa Ilyas yang merupakan kepala dusun itu tertolong, setelah dirawat intensif di Rumah Sakit Umum Langsa.

Selain menjabat kepala dusun, Ilyas juga dikenal sebagai saudagar yang membeli secara eceran hasil alam di kawasan itu, seperti getah, cokelat, padi, dan sebagainya. Berdasarkan informasi yang diperoleh Serambi, seusai menembak korban, keempat pelaku langsung melarikan diri di keremangan malam. Tiga di antara tersangka pelaku akhirnya ditangkap polisi, Selasa kemarin. (na)

Pengerebekan SS Di Desa Bandrong

IDI - Aparat kepolisian jajaran Polres Aceh Timur, pekan lalu, menciduk dua tersangka pengedar barang haram sabu-sabu (SS), dalam sebuah penggerebekan di Desa Bandrong, Kecamatan Peureulak Kota. Kedua pria itu adalah AS (22) dan IR (22), warga Desa Bandrong. Bersama keduanya hamba hukum ikut menyita SS hampir setengah kilogram, yakni 475,3 gram yang telah dipaket dengan rapi serta siap jual. Barang terlarang itu ditaksir bernilai sekitar Rp 450 juta.

Dari pemeriksan awal terungkap, keduanya termasuk dalam jaringan pengedar SS antarpropinsi. Kapolres Aceh Timur, AKBP Ridwan Usman, didampingi Wakapolres, Kompol Didik Dwi Santoso, Kasat Reskrim, AKP M Isharyadi, serta Kasat Intel, Iptu Ananda Fauzi Harahap, Minggu (21/2) malam menyebutkan, kedua tersangka telah menjadi target operasi (TO) petugas, setelah menerima informasi masyarakat.

Berdasarkan informasi tersebut, aparat kepolisian jajaran Polres Aceh Timur, segera membentuk tim dan bergerak menuju Desa Bandrong. Pada saat tiba di seputaran TKP, polisi selanjutnya menggerebek memeriksa rumah berikut penghuninya. Dari lokasi itu hamba hukum itu menjumpai sekitar 475,3 gram barang haram jenis sabu-sabu yang disimpan dalam satu unit lemari dan menciduk dua pemiliknya.

Berdasarkan pengakuan kedua tersangka, barang haram itu diperoleh dan dibawa dari pelabuhan Tanjung Balai (Sumatera Utara). “Luar biasa, ini merupakan kasus dan penemuan SS terbesar di Aceh, karena barang bukti yang ditemukan sekitar 475,3 gram,” terang Wakapolres Kompol Didik Dwi S.

Disebutkan, guna pengusutan dan penyelidikan lebih lanjut, kini tersangka bersama barang bukti diamankan pihak kepolisian. “Kedua tersangka bersama barang bukti, sempat kita amankan sementara di mapolres Aceh Timur, guna pengembangan atau penyelidikan lebih lanjut, namun pada hari ini (kemarin, Minggu 21/2), berkas perkaranya telah kita limpahkan ke Polda,” tandas Kompol Didik.

Diganti, Lima Kapolsek di Aceh Timur


Tue, Sep 29th 2009, 08:10

Kapolres Aceh Timur, AKBP Ridwan Usman, menyematkan tanda jabatan pada Kasat intel yang baru Iptu Ananda Fauzi Harahap, di halaman Mapolres setempat, Senin (28/9). SERAMBI/NASRUDDIN NASUTION
IDI - Sebanyak lima Kepala Polisi Sektor (Kapolsek) serta Kasat Intel di jajaran Polres Aceh Timur, diganti. Proses serah terima jabatan (sertijab) itu berlangsung di halaman Mapolres setempat, Senin (28/9). Kapolres Aceh Timur, AKBP Ridwan Usman, dalam kesempatan tersebut menjelaskan, lima kapolsek yang diganti itu di antaranya Kapolsek Ranto Peureulak, yang sebelumnya dijabat Iptu A yani, digantikan Ipda Ildani, sementara Kapolsek Darul Aman Idi Cut yang sebelumnya dijabat Iptu Rusli, digantikan Ipda Agus Widodo.

Kapolsek Banda Alam, kini dijabat Ipda Didik S yang sebelumnya dijabat Ipda Hasyim. Sementara itu, Kapolsek Julok digantikan AKP Bahrumsyah yang sebelumnya menjabat Kapolsek Peureulak Timur, dan Kapolsek Peureulak Timur dijabat Iptu Syamsuar. Selain itu, jabatan Kasat Intel saat ini di Mapolres Aceh Timur dijabat oleh Iptu Ananda Fauzi Harahap menggantikan AKP Ade Adriansyah Saputra yang kini mendapat tugas baru di Polres Sigli.

Menurutnya, proses pergantian atau serah terima jabatan yang dilakukan saat ini merupakan hal yang wajar terjadi di lingkungan kepolisan maupun jajaran lainnya. Karena hal itu merupakan upaya penyegaran maupun memberikan kesempatan kepada polisi lainnya untuk berkarir. “Pergantian atau mutasi yang dilakukan ini merupakan hal yang lumrah dan sering terjadi di instansi maupn dinas manapun. Hal ini juga dalam rangka penyegaran dan memberikan kesempatan kepada personil lainnya untuk berkarier,” ujarnya. Ia berharap kepada seluruh personil polisi yang telah diserahterimakan itu untuk dapat melakukan tugasnya dengan baik. Sementara kepada pejabat yang lama ia mengucapkan terima kasih atas pengabdiannya selama ini.