Jumat, 24 Desember 2010

Komplotan Penembak Kadus Diciduk

14 April 2010, 15:30

* Satu Pistol, Empat Amunisi Disita

Kapolres Aceh Timur AKBP Ridwan Usman, memperlihatkan barang bukti pistol beserta empat butir amunisi milik tersangka Zul alias Fad alias Ul (20) pelaku perampokan, penculikan serta penembakan yang berhasil diciduk, Selasa (13/4) dikawasan Desa Pasir Putih, Kecamatan Peureulak Kota.SERAMBI/NASRUDDIN

IDI Aparat kepolisian dari Polres Aceh Timur, Selasa (13/4) dini hari menangkap tiga pria yang diduga komplotan penembak Ilyas Abu Hasan (50), Kepala Dusun (Kadus) Masjid, Desa Blang Simpo, Kecamatan Peureulak Kota, Aceh Timur, Jumat (19/3) pukul 02.00 WIB. Ketiga pemuda itu selama ini juga ditengarai sebagai pelaku serangkaian tindak kejahatan di Aceh Timur. Mereka adalah Hay (19), Zul (23), warga Dusun Cot Payanga, Desa Pasir Putih, Kecamatan Peureulak Kota, serta Zul alias Fad alias Ul (20), warga Desa Tanoh Rata, Kecamatan Peureulak Kota.

Ketiganya ditangkap dalam waktu terpisah pada Selasa (13/4) dini hari (sekitar pukul 02.00 hingga 03.00 WIB) di Desa Pasir Putih. Yang pertama diciduk adalah Zul alias Fad alias Ul yang merupakan pemilik senjata api (senpi). Tapi saat itu di tangannya tak ditemukan senpi, melainkan berada di tangan rekannya, Hay dan Zul. Segera saja polisi bergerak menangkap Hay dan Zul yang juga berada di desa yang sama. Ketiganya ditangkap tanpa perlawanan. Dari komplotan ini polisi menyita sepucuk senpi laras pendek jenis Colt 3,8 beserta empat butir amunisinya plus serpihan proyektil.

Serangkaian kejahatan
Kapolres Aceh Timur, AKBP Ridwan Usman, didampingi Kasat Intel, Iptu Ananda Fauzi Harahap, kepada Serambi kemarin mengatakan, ketiga pria yang diciduk itu merupakan tersangka pelaku yang selama ini masuk dalam daftar pencarian orang (DPO). Mereka ditengarai melakukan serangkaian kejahatan. Di antaranya menculik guru SMP Negeri Paya Meuligoe beberapa bulan lalu, menculik warga Stabat, Sumatera Utara (Sumut), dan diduga sebagai otak pelaku penembakan Kadus Masjid Desa Blang Simpo yang terjadi 19 Maret lalu.

Tiga sekawan ini, menurut Kapolres, juga beraksi di laut. Mereka merompak sebuah boat bersama Anwar cs, bahkan menyekap tiga anak buah kapal (ABK) bersama tekongnya dan meminta uang tebusan Rp 500 juta. Mereka juga ditengarai merompak sebuah kapal bekerja sama dengan Bustaman alias Tamam (kini almarhum).

Informasi warga
Kata Kapolres Aceh Timur, penangkapan ketiga tersangka berawal dari informasi masyarakat yang menyebutkan bahwa ketiganya sedang berada di sebuah kawasan Desa Pasir Putih. Sebelumnya polisi sempat mendapat info bahwa ketiga tersangka berada di Medan (Sumut). Mendapat informasi akurat, Polres Aceh Timur segera membentuk tim yang terdiri atas unsur resmob dan intelkam. Sesampai di lokasi, target yang dicari memang ada. Yang pertama diciduk adalah Zul alias Fad alias Ul selaku pemilik senpi. Namun saat itu, senpi berada pada rekannya, Hay dan Zul. Kedua rekannya itu pun akhirnya diringkus tanpa perlawanan.

Selaku pemilik senpi, Zul mengaku bahwa pistol itu digunakan kelompoknya dalam berbagai tindak kejahatan di wilayah Aceh Timur. “Selain ditemukan sepucuk pistol jenis Colt 3,8, juga didapat empat butir amunisi dan serpihan proyektil,” ujar Kapolres. Berdasarkan pengakuan ketiganya, mereka sering melakukan tindak kejahatan. Misalnya, menculik guru SMP Negeri Paya Meuligoe beberapa bulan lalu, juga terlibat aksi rompak laut, di samping menembak Kadus Masjid Desa Blang Simpo.

Untuk mempertangungjawabkan perbuatannya, ketiga tersangka bersama sejumlah barang bukti kini diamankan di mapolres setempat. “Tidak tertutup kemungkinan, ketiga tersangka juga masih mempunyai rekan yang lain. Untuk itu, kita masih terus menyelidiki dan mengembangkan kasus ini,” ujar AKBP Ridwan Usman.

Sebagaimana diwartakan bulan lalu, Ilyas Abu Hasan (50), warga Dusun Masjid, Desa Blang Simpo, Kecamatan Peureulak Kota, Aceh Timur, ditembak “tamu tak diundang” di dalam rumahnya pada Jumat (19/3) pukul 02.00 WIB. Pelaku diduga empat orang, tapi hanya satu yang melepaskan peluru ke punggung korban. Nyawa Ilyas yang merupakan kepala dusun itu tertolong, setelah dirawat intensif di Rumah Sakit Umum Langsa.

Selain menjabat kepala dusun, Ilyas juga dikenal sebagai saudagar yang membeli secara eceran hasil alam di kawasan itu, seperti getah, cokelat, padi, dan sebagainya. Berdasarkan informasi yang diperoleh Serambi, seusai menembak korban, keempat pelaku langsung melarikan diri di keremangan malam. Tiga di antara tersangka pelaku akhirnya ditangkap polisi, Selasa kemarin. (na)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar