Selasa, 12 Maret 2013

Komplotan Penembak Kadus Diciduk


* Satu Pistol, Empat Amunisi Disita
Utama 
 
Kapolres Aceh Timur AKBP Ridwan Usman, memperlihatkan barang bukti pistol 
beserta empat butir amunisi milik tersangka Zul alias Fad alias Ul (20) pelaku 
perampokan, penculikan serta penembakan yang berhasil diciduk, Selasa (13/4) 
dikawasan Desa Pasir Putih, Kecamatan Peureulak Kota.SERAMBI/NASRUDDINIDI – 
Aparat kepolisian dari Polres Aceh Timur, Selasa (13/4) dini hari menangkap 
tiga pria yang diduga komplotan penembak Ilyas Abu Hasan (50), Kepala Dusun 
(Kadus) Masjid, Desa Blang Simpo, Kecamatan Peureulak Kota, Aceh Timur, Jumat 
(19/3) pukul 02.00 WIB. Ketiga pemuda itu selama ini juga ditengarai sebagai 
pelaku serangkaian tindak kejahatan di Aceh Timur. Mereka adalah Hay (19), Zul 
(23), warga Dusun Cot Payanga, Desa Pasir Putih, Kecamatan Peureulak Kota, 
serta Zul alias Fad alias Ul (20), warga Desa Tanoh Rata, Kecamatan Peureulak 
Kota.

Ketiganya ditangkap dalam waktu terpisah pada Selasa (13/4) dini hari (sekitar 
pukul 02.00 hingga 03.00 WIB) di Desa Pasir Putih. Yang pertama diciduk adalah 
Zul alias Fad alias Ul yang merupakan pemilik senjata api (senpi). Tapi saat 
itu di tangannya tak ditemukan senpi, melainkan berada di tangan rekannya, Hay 
dan Zul. Segera saja polisi bergerak menangkap Hay dan Zul yang juga berada di 
desa yang sama. Ketiganya ditangkap tanpa perlawanan. Dari komplotan ini polisi 
menyita sepucuk senpi laras pendek jenis Colt 3,8 beserta empat butir 
amunisinya plus serpihan proyektil.

Serangkaian kejahatan 
Kapolres Aceh Timur, AKBP Ridwan Usman, didampingi Kasat Intel, Iptu Ananda 
Fauzi Harahap, kepada Serambi kemarin mengatakan, ketiga pria yang diciduk itu 
merupakan tersangka pelaku yang selama ini masuk dalam daftar pencarian orang 
(DPO). Mereka ditengarai melakukan serangkaian kejahatan. Di antaranya menculik 
guru SMP Negeri Paya Meuligoe beberapa bulan lalu, menculik warga Stabat, 
Sumatera Utara (Sumut), dan diduga sebagai otak pelaku penembakan Kadus Masjid 
Desa Blang Simpo yang terjadi 19 Maret lalu.

Tiga sekawan ini, menurut Kapolres, juga beraksi di laut. Mereka merompak 
sebuah boat bersama Anwar cs, bahkan menyekap tiga anak buah kapal (ABK) 
bersama tekongnya dan meminta uang tebusan Rp 500 juta. Mereka juga ditengarai 
merompak sebuah kapal bekerja sama dengan Bustaman alias Tamam (kini almarhum). 

Informasi warga
Kata Kapolres Aceh Timur, penangkapan ketiga tersangka berawal dari informasi 
masyarakat yang menyebutkan bahwa ketiganya sedang berada di sebuah kawasan 
Desa Pasir Putih. Sebelumnya polisi sempat mendapat info bahwa ketiga tersangka 
berada di Medan (Sumut). Mendapat informasi akurat, Polres Aceh Timur segera 
membentuk tim yang terdiri atas unsur resmob dan intelkam. Sesampai di lokasi, 
target yang dicari memang ada. Yang pertama diciduk adalah Zul alias Fad alias 
Ul selaku pemilik senpi. Namun saat itu, senpi berada pada rekannya, Hay dan 
Zul. Kedua rekannya itu pun akhirnya diringkus tanpa perlawanan. 

Selaku pemilik senpi, Zul mengaku bahwa pistol itu digunakan kelompoknya dalam 
berbagai tindak kejahatan di wilayah Aceh Timur. “Selain ditemukan sepucuk 
pistol jenis Colt 3,8, juga didapat empat butir amunisi dan serpihan 
proyektil,” ujar Kapolres. Berdasarkan pengakuan ketiganya, mereka sering 
melakukan tindak kejahatan. Misalnya, menculik guru SMP Negeri Paya Meuligoe 
beberapa bulan lalu, juga terlibat aksi rompak laut, di samping menembak Kadus 
Masjid Desa Blang Simpo. 

Untuk mempertangungjawabkan perbuatannya, ketiga tersangka bersama sejumlah 
barang bukti kini diamankan di mapolres setempat. “Tidak tertutup kemungkinan, 
ketiga tersangka juga masih mempunyai rekan yang lain. Untuk itu, kita masih 
terus menyelidiki dan mengembangkan kasus ini,” ujar AKBP Ridwan Usman. 

Sebagaimana diwartakan bulan lalu, Ilyas Abu Hasan (50), warga Dusun Masjid, 
Desa Blang Simpo, Kecamatan Peureulak Kota, Aceh Timur, ditembak “tamu tak 
diundang” di dalam rumahnya pada Jumat (19/3) pukul 02.00 WIB. Pelaku diduga 
empat orang, tapi hanya satu yang melepaskan peluru ke punggung korban. Nyawa 
Ilyas yang merupakan kepala dusun itu tertolong, setelah dirawat intensif di 
Rumah Sakit Umum Langsa.

Selain menjabat kepala dusun, Ilyas juga dikenal sebagai saudagar yang membeli 
secara eceran hasil alam di kawasan itu, seperti getah, cokelat, padi, dan 
sebagainya. Berdasarkan informasi yang diperoleh Serambi, seusai menembak 
korban, keempat pelaku langsung melarikan diri di keremangan malam. Tiga di 
antara tersangka pelaku akhirnya ditangkap polisi, Selasa kemarin. (na) 
__________________________________________________

Tidak ada komentar:

Posting Komentar